IT’S OKAY, BECAUSE I LOVE YOU part 9

catsBR

Author                  : Dordor

Main Cast            : Bae Suzy Miss a

                                  Cho Kyuhyun SUJU

                                  Kim Myungsoo INFINITE

                                  Kang Jiyoung KARA

                                  And other

Genre                   : Sad, Romance, Family

Sebelumnya saya minta maaf jika mempost ff ini luaaamaaa bgt, bukan maksudnya begitu. Tapi bulan april kemarin aku sedang membeli sesuatu jd menguras semua uang jajanku selama sebulan hingga tak punya uang utk membeli pulsa modem, alias miskin. Online cm bisa dari hape. Dan aku itu gak bisa nulis kalo dari hp. Maaf ya…

 

Warning!!!!! Ini tulisan benar-benar lebay, jd di harapkan jangan jijik mebacanya ya.

Ya sudah, selamat mebaca ya..

————————————————————————————————-

Part 9

Autror POV

“selesai,” guman jihyun senang dan langsung menghampiri ibunya yang sedang duduk di depab tv bersama jiyoung.

“wah, yeppuda..” kata suzy riang begitu melihat gambar jihyun. Jihyun menggambar orang dalam buku gambarnya dan semuanya perempuan. Suzy harus mengakui, meskipun gambar itu sangat sederhana dan biasa, namu untuk anak berusia empat tahun itu sudah sangat bagus, penuh warna seperti gambaran keluarga bahagia. “ini pasti gambar halmoni,” tunjuk suzy melihat gambar wanita gendut dengan rambut keriting memegang tongkata. Jihyun mengangguk. “dan yang ini eomma, jihyun dan ibunya jiyoung ajhuma,” lanjut suzy menunjuk gambar tiga wanita lain.

“ne..dan yang ini jiyoung ajhuma,” kata gadis kecil itu semangat, menunjuk gambar wanita gendut dengan rambut pendek dan sedang makan. Suzy tak bisa menahan tawa waktu melihat wajah murka jiyoung.

“Mow! Yak, bae jihyun kenpa gambarku seperti beruang begini?” protes jiyoung.

“anhi..jiyoung ajhuma tidak terlihat seperti beruang,” kata gadis itu polos membuat jiyoung tersenyum sedetik, hanya sedetik karena kata-kata jihyun berikutnya membuatnya kembali murka, “jiyoung ajhuma, lebih terlihat seperti panda gendut yang sukanya makan dan tidur,” lanjut gadis kecil itu. Suzy benar-benar tertawa kencang.

“yak!! Umurmu baru empat tahun, bagaimana bisa mulutmu begitu beracun,” kata jiyoung mulai menggelitiki jihyun, dengan penuh dendam.

“eomma..tolong aku, panda ajhuma menyeramkan..”kata jihyun sambil berusaha menghindar dari jangkauan jiyoung.

“eis..bocah ini benar-benar..PANDA AJHUMA? aku sudah bilang panggil aku onnie, kenapa kamu terus memanggilku ajhuma dan sekarang di tambah panda..aku masih muda dan tampangku masih imut”

“aniyo..jiyoung ajhuma, sukanya teriak-teriak dan badanmu gendut seperti ajhuma-ajhuma..”

“Ya..tampangmu memang seperti ajhuma-ajhuma,” kata suzy ikut menimpali.

“yak!! Bagaimana ada ibu dan anak menyebalkan seperti kalian!” kata jiyoung semakin sebal. “untung saja kau imut jihyun-ah, kalau tidak aku akan memakanmu.”

“kau ini..dia hanya bocah berusia empat tahun..”kata suzy yang sekarang berjalan kearah dapur menyiapkan makan siang jihyun.

“itu yang membuatku heran, bagaimana bisa bocah berusia empat tahun mulutnya begitu pedas dan menyebalkan,” jiyoung mengikuti suzy ke dapur tentu saja untuk ikut mencari makanan.

Suzy hanya terkekeh, dia sendiri juga bingung.  Jihyun memang baru empat tahun, tapi pemikiran gadis itu terlihat lebih dewasa dari umurnya. Dia sangat suka menonton acar-acara berita dan pendidikan, ya meskipun dia tetap suka menonton acara anak-anak. Gadis itu juga sudah lancar membaca ya meskipun tidak secepat orang dewasa, bahkan dia sudah menguasai bahasa inggris bahkan sebelum dia bisa membaca dan suzy tak pernah mengajarkannya, dia hanya belajar dari kaset untuk anak-anak yang mengajarkan bahasa inggris. Dan yang lebih menabjubkan, ketika untuk pertama kali bisa bicara jihyun bahkan tidak pernah cadel sekalipun khas anak-anak. Hanya saja yang sempat membuat suzy khawatir, jihyun membutuhkan waktu lebih lama dari anak-anak lain untuk bisa berjalan.

“berhentilah mengunyah, jihyun bahkan belum memakannya,” kata suzy buru-buru sebelum semua makan siang jihyun habis. Jiyoung mendengus sebal, karena dia baru mencomot sepotong daging, padahal ada sepuluh potong lebih daging di piring.

“lihat-lihat..” kata jiyoung histeris. “bagaimana ada bocah berusia empat tahun menonton acara seperti itu, aku bahkan tak akan mengerti maksudnya.” Katanya. Jihyun memang sedang asik menonton acara natinal geografic yang sedang menayangkan tentang kehidupan binatang buas dan sekarang yang di bahas adalah tentang cheeta. Acara kesukaan jihyun. Dia memang sangat menyukai semua tentang yang berbau binatang meskipun dia akan menangis ketakutan jika ada binatang di dekatnya.

“itu acara favoritnya.” Kata suzy. “dia akan mengamuk jika kamu mengganggunya menonton itu.” Kata suzy membawa piring berisi makan siang jihyun ke dekat gadis itu.

“ckckc..dasar bocah mengerikan.” Komentar jiyoung.

“sekarang waktunya makan siang jihyun-ah.” Kata suzy begitu dia duduk di samping putrinya itu. Dengan telaten suzy menyuapi jihyun makan. Dia memang sengaja memberi makan putrinya itu saat dia sedang asik menonton. Dengan begitu gadis itu terlalu sibuk ke acara di depannya dan tak sempat berfikir untuk menolak makanan yang masuk kemulutnya. Jihyun memang sulit di beri makan.

“bocah tengik..tumben kau tidak sulit diberi makan.” Tanya jiyoung heran. Dia tau betapa sulitnya jihyun di beri makan, dia pernah mencobanya. Tapi jiyoung tak merasa keberatan karena dia bisa menghabiskan jatah makan jihyun yang mengakibatkan dia mendapat amukan dari dua wanita mengerikan yaitu suzy dan ibunya. Dan jihyun justru sangat suka jika di beri makan jiyoung, karena dia tak perlu menghabiskan makannya dan piringnya kosong.

“yak,berhenti memanggil putriku seperti itu. Kau mau ku cekek”

“aku tau, jiyoung ajhuma  berkata begitu karena dia ingin aku tak mau makan dan dia bisa menghabiskan jatah makanku.” Kata jihyun santai dan matanya masih tetap fokus pada tv di depannya membuat jiyoung sebal dan menjitak kepalanya.

“YAKK!!KAMU MAU MATI YA!” teriak suzy tak terima. “bagaimana aku menjitak sembarangan kepala putriku yang berharga itu.”

“sebagai ibu kamu tak boleh berteriak-teriak begitu. Itu bukan contoh yang baik. Pantas bocah ini sangat menyebalkan.” Balas jiyoung tak mau kalah.

“kalau di sini tak ada jihyun sudah kulempar kamu ke tong sampah.”

“gwencana eomma, lakukan saja. Aku akan pura-pura tak melihat.” Kata jihyun menatap ibunya, sepertinya acar tv di depannya tak lagi menarik minatnya. Menggoda ajhuma yang ada sampingnya itu kelihatannya lebih menarik.

“ais kesalah besar aku memutuskan untuk datang kesini,” sungut jiyoung. “mendengarkan omelan eomma yang menyebalkan itu lebih baik dari pada menghadapi kalian berdua.”

“Jiyoung ajhuma gak boleh berkata begitu. Kita  tidak boleh menjelek-jelekkan orang tua kita. Itu dosa,” nasehat jihyun pada jiyoung, seolah dia berumur duapuluh tahun dan sedang menasehati anak berumur empat tahun, buakn sebaliknya. Suzy tertawa, melihat ekpresi polos jihyun dan bertanya-tanya dalam hati dari nama putrinya itu belajar memancing emosi begitu. Sepertinya dia harus belajar. Sementara muka jiyoung sudah memerah menahan emosi.

“yak! Bocah..kenapa jadi kamu yang menceramahiku? Matilah kau sekarang!” jihyun cukup tanggap membaca raut muka jiyoung. Dengan sigap dia bersembunyi di pelukan ibunya menghindari serangan jiyoung.

—————

“Eis bagai mana bisa kau melahirkan anak seperti dia. Dia benar-benar keturunan setan.” Keluh jiyoung masih kesal dengan kelakuan jihun, meskipun jihyun sekarang sudah tertidur pulas karena kelelahan setelah hampir satu jam sibuk kejar-kejaran dengan jiyoung.

Suzy tidak mempedulikan jiyoung masih mengomel, dia terus saja menikmati makan siangnya. Maklum gara-gara aksi dua bocah itu dia jadi ikut-ikutan terkena akibatnya jadi tak bisa manikamati makan siangnya.

“sudah habiskan saja makan siangmu, kalau tidak aku yang akan menghabiskannya. Gara-gara kalian tenagaku ikut terkuras habis.” Mendengar ancaman suzy, jiyoung langsung diam dan sibuk dengan makananya.

“engg, suzy-ah..nanti malam kamu kerja?” tanya jiyoung tiba-tiba.

“hmm”

“apa kamu benar-benar tak mau mencari pekerjaan lain yang..”

Omongan jiyoung langsung di potong suzy, “Tidak! Kamu jangan merusak mood. Aku tak mau membahas itu lagi.” Kata suzy tegas.

“Tapi kamu juga harus memikirkan jihyun. Kamu tak boleh egois begitu.” Kata jiyoung tak mau menyerah.

“kamu pikir apa yang sedang kulakukan?” tanya suzy. “karena aku memikirkannya, makanya aku mau melakukan ini. karena aku tak mau dia kelaparan.”

“aku tau,” kata jiyoung. “tapi enam bulan lagi jihyun mulai masuk taman kanak-kanak. Apa kamu tau bagaimana perasaannya saat dia mulai sekolah dan teman-temannya mengetahui pekekerjaan ibunya?” sepertinya kali ini dia tidak mau menyerah. Dia bertekad akan memaksa suzy berhenti dari tempat menjijikkan itu.

“Bagi seorang anak kecil, pekerjaan orang tuanya adalah hal yang paling penting untuk memiliki teman. Kamu tau perlakuan seperti apa yang di terimanya jika teman-temannya mengetahui pekerjaan ibunya?” lanjut jiyoung. “kamu juga pernah kecil dan kamu tau bagaiman bangganya seorang anak akan pekerjaan orang tuanya., mereka akan saling membanggakan pekerjaan orang tuanya. Lalu bagaimana jiyoung bisa bangga akan pekerjaan orang tuanya. Dia akan minder dan bahan ledekan teman-temannya. Dia akan mengalami kesulitan suzy.”

Suzy terdiam. Dia tau jiyoung benar. Dia tau pentingnya status pekerjaan orangtuanya untuk mendapatkan seorang teman. Belum lagi nanti gurunya akan menyuruh mereka mengarang tentang pekerjaan orang tuanya. Melihat suzy yang terdiam, jiyoung memanfaatka kesempatan itu untuk menyadarkan sahabatnya itu.

“Aku tau, aku tak seharusnya mengatakannya, tapi aku mau kau sadar.” Kata jiyoung dengan nada tidak enak hati, “statusnya sebagai anak tanpa ayah saja sudah menyulitkan untuknya nanti, apalagi di tambah pekerjaan ibunya. Aku tau kau tak melakukan apa-apa disana, tapi orangkan tidak mau tau. Bagi orang-orang, jika bekerja di bar itu ya negatif. Dan kamu bisa saja mengabaikan tanggapan negatif orng lain padamu, tapi jihyun? Apa gadis itu bisa?”

“dia bisa mengalami trauma sepenjang hidupnya. Kamu kan tau trauma masa kecil itu sulit hilang dan akan terus terbawa hingga dewasa dan dampakanya akan menjadi masalah yang serius,”

“lalu apa yang harus aku lakukan?” tanya suzy putus asa. Akhirnya dia menyerah. Dia tau semua perkataan jiyoung benar dan dia tak mau hal mengerikan seperti itu terjadi pada jihyun.

“keluarlah dari tempat itu, dan cari pekerjaan lain yang lebih layak,” kata jiyoung. “bukankah kim myungso menawarimu pekerjaan di kantornya dengan gaji yang lumayan besar?” kata jiyou buru-buru menambahkan sebelum suzy sempat membantah.

“kamu tau, apa akibatnya jika aku menerima tawarannya itu, jiyoung-ah. Dan aku tak bisa?”

“wae? Sudah waktunya kamu memulai hubungan baru. Jihyun juga butuh sosok ayah.”

“jiyoung-ah..myugso itu dari keluarga baik-baik. kamu bisa membayangkan apa reaksi keluarganya jika putra kesayangan mereka berhubungan dengan perempuan seperti aku?”

“yang penting diakan mencintai kamu. Dia sudah bilang tak peduli apa kata keluarganya.”

“aku sudah pernah melakukan hal bodoh seperti itu, dan itu sangat menyakitkan. Aku tak mau ada orang lain mengalami hal  seperti itu.” Kata suzy tegas, membuat jiyoung terdiam.

“baikla..baiklah..”kata jiyoung mengalah. “ah..atau, kamu bisa minta bantuan pria itu saja. Beberapa hari yang lalu kalian kan bertemu. Bagaiman jika kamu meminta sedikit bantuannya, paling tidak untuk biaya hidup jihyun, itu juga kan anaknya.” Kata jyoung tanpa pikir. Memang mulut jiyoung suka berbicara sendiri tanpa berfikir dahulu. Dan melihat reaksi suzy dia tersadar dan mengutuki mulutnya.

“Jangan pernah menyinggung dia lagi di depnku. Jihyun itu putriku, tanggung jawabku. Aku tak perlu bantuan siapapun.” Kata suzy tegas dan penuh nada penekanan. Akan aku pikirkan keluar dari tempat itu, kamu tak usah ribut lagi. Puas.” Kata suzy mengahiri pembicaraan mereka. Dari nada bicaranya, jiyoung tau dia lebih baik diam dan tak usah membahas itu lagi, kalau dia masih ingin hidup.

———————————–

Suzy menghampiri meja pelanggan yang tadi memanggilnya dengan malas. Perkataan jiyoung masih saja terngiang-ngiang di kepalanya. Dan itu benar-benar merusak moodnya hari ini. sebenarnya di juga ingin keluar dari tempat ini dan mencari pekerjaan lain, dia juga sebenarnya tidak mempermasalahkan gaji. Dia bisa mengerjakan dua pekerjaan sekaligus, atau mungkin tiga. Dia bekerja di tempat seperti itu, lebih kepada salah satu untuk menghukum diri. Dia tidak pernah bisa melupakan kejadian lima tahun yang lalu bahkan sedetik pun dan itu membuat dia merasa bersalah. Dia pikir dengan bekerja di tempat seperti itu, orang akan memandang rendah padanya, dan itu hukuman yang pantas untuknya. Tapi jika sekarang ini menyangkut jihyun, dia tak mungkinakan tetap bekerja di tempat itu. Dia cukup menhukum dirinya, bukan jihyun.

“Ada yang bisa saya bantu,” kata suzy malas pada segerombolan pria paruh baya yang setengah mabuk yang tadi memanggilnya.  Selain perkataan jiyoung, dia memang malas melayani tamu secara langsung begini apalagi pria-pria paruh baya yang setengah mabuk, karena biasanya dia hanya membersihkan meja-meja yang sudah kosong. Tapi, karena manager bar itu dari tadi mengawasinya terpaksa ia menghampiri mereka.

 “hei cantik, bisakah kau tuangkan minuman pada kami?” kata pria yang duduk persis di sebelah kanan suzy. Dari semua pria yang ada di meja itu, pria barusanlah yang mukanya terlihat paling genit.

“ne,” kata suzy sambil mengangguk. Baru saja suzy memegang botol beralkohol itu, hal yang paling di bencinya terjadi. Dia merasakan tangan pria itu mulai meraba-raba pahanya dan teman pria yang lain hanya tersenyum genit padanya. Suzy berusaha menahan diri agar tak melemparkan botol yang dia pegang ke kepala pria itu, dia masih bisa menahan diri sejauh ini. Namun, kesabarannya ternyata habis juga saat pria itu mulai berani meremas bokongnya. Hampir saja dia menghajar pria brengsek itu jika seseorang tidak menghajarnya terlebih dahulu. Suzy menoleh pada penyelamatnya itu dan sebelum dia sempat berfikir dia merasakan tangannya ditarik paksa keluar dari bar itu.

“lepaskan tanganku!” kata suzy marah begitu berada di luar bar dan kesadarannya sudah kembali dia menghempaskan tangannya sekuat tenaga agar terlepas dari genggaman namja yang sedang berusaha menahan emosin. Namja itu menatap marah padanya.

“Kau pikir apa yang kau lakukan, hah!” kata suzy masih dengan nada marah. Dia tau, seharusnya dia berterimakasih pada namja tampan yang ada di depannya itu, tapi entah kenapa setiap melihat namja itu dia selalu merasa emosi. “Kau ingin aku di pecat!”

“APA KAU SUDAH GILA! BAGAIMANA BISA KAU BEKERJA DI TEMPAT SEPERTI INI!” teriak namja itu murka. Sepertinya dia tak bisa lagi mengontrol emosinya. “sekarang juga kau keluar dari tempat ini!”

“Itu bukan urusanmu tuan Kim Myungso!” kata suzy berusaha menahan amarah. “dan siapa kau berhak menentukan apa yang harus aku lakukan.” Kata suzy hendak berbalik ke dalam bar, namun buru-buru di tahan myungso. Dan tanpa memperdulikan teriakan protes dari suzy, namja itu menarik paksa tangan suzy dan mendorongnya agar masuk mobilnya.

“KAU PIKIR APA YANG KAU LAKUKAN!” teriak suzy benar-benar marah, namun myungso tak peduli dan malah mengemudi mobilnya dengan kecepatan tak terkendali. “Yak!! Kau mau membawaku kemana.” Suzy terus saja berteriak namun  myungso tak memperdulikannya dan terus saja konsentrasi pada jalanan membuat suzy semakin emosi.

“kau hentikan sekarang juga mobilnya, atau aku akan loncat!” myungso menatap suzy sebentar sebelum akhirnya menepikan mobilnya. Suzy buru-buru langsung keluar dan myungso juga melakukan hal yang sama.

“Bae suzy!” teriaknya frustrasi, namun suzy tetap saja melangkah menjauhinya. “Aku tau kau tak menyukai tempat itu dan kalau alasannya hanyalah uang, aku bisa memberimu pekerjaan yang lebih layak di perusahaan keluargaku. Aku tidak mengharapkan apa-apa darimu.” Suzy menghentikan langkahnya dan berbalik menoleh ke arah myungso.

“Benarkah? Kau tak mengharapkan apa-apa? Lalu untuk apa kau membantuku? Mana ada orang membantu tampa imbalan” tanya suzy sinis.

“aku tak tahan melihatmu bekerja di tepat itu. Setiap aku melihat kejadian seperti tadi, rasanya aku ingin membunuh orang. Apa kamu tak bisa mengerti perasaanku!” suzy terdiam.

“Jadi kumohon, berhentilah di dari tempat itu. Aku akan mecarikanmu pekerjaan di perusahaan appaku dan akan memberimu gaji yang layak.” Kali ini nada suara myungso melembut. Dia melangkah mendekati suzy yang masih berdiri di tempat.

“Jadi kamu tak suka melihatku bekerja di tempat itu, lalu mau memberiku pekerjaan yang layak. Apa kau jamin tak mengharapkan apa-apa?”  tanya suzy masih dengan nada sinis. “Lalu apa yang akan kau jelaskan pada orang tuamu. Memberikan pekerjaan pada temanmu dengan gaji layak yang lulusan SMA di perusahaan sebesar itu?”

“Itu urusanku. Kau tak perlu tau.” Jawab myungso.

Suzy memandang myungso marah dan berbalik meninggalkannya, namun buru-buru di tahan myungso. “kau mau kemana?”

“itu urausanku. Kau tak perlu tau.” Kata suzy ketus dan meninggalkan myungso.

…………………………………………..

Suzy berjalan malas pulang ke rumahnya. Setelah meninggalkan myungso, dia pergi ke Bar dan menyerahkan surat pengunduran dirinya. Dia memang sudah berniat melakukan itu sebelumnya. selain karena perkataan jiyoung, pemilik Bar sudah memberi suzy peringatan keras. Maklum, setiap keributan di bar itu pasti hampir semua karena ulahnya.

Dia pelayan paling cantik di bar itu, yang membuat hampir semua pengunjung tertarik padanya apalagi dia terkenal jadi gadis yang angkuh dan sulit di dekati yang memancing rasa penasaran kaum Adam dan biasanya akan berakhir pada keributan. Entah dari suzy sendiri atau dari para pria yang memperebutkannya. Pemilik bar sudah bolak-balik memperingatkan suzy untuk lebih ramah pada tamu dan melayani mereka dengan baik dan suzy selalu berkata dia akan berusaha, namun setiap ada yang sudah mulai menyentuh tubuhnya dia tetap tak bisa manahan diri. Dan perkataan jiyoung menambah alasannya untuk keluar dari tempat itu.

Sekarang yang menjadi pikirannya, pekerjaan apa yang bisa dilakukannya agar dia bisa menutupi kebutuhan merka bertiga sementara dia juga harus kuliah. Dengan bekerja begini saja waktunya dengan jihyun sudah sangat sedikit, apalagi nanti. Dia menatap lagit kota seoul yang gelap tanpa bintang mencoba mencai jawaban, namun nihil. Dia menarik nafas panjang dan memutuskan untuk melupakannya sesaat. Dia berfikir untuk meminta bantuan jiyoung besok.

“Tumben kau sudah pulang jam segini?” tanya nenek suzy begitu dia tiba di rumah. Sekarang memang baru jam sebelas malam dan biasanya suzy baru pulang jam empat pagi.

“hmm, aku memutuskan untuk mencari pekerjaan lain.” Jawab suzy.

“Baguslah, aku lega mendengarnya.” jawab neneknya. “aku juga sedang memikirkan cara agar kau mau keluar dari tempat itu.” Lanjut neneknya. Suzy hanya memberi senyum sebagi tanggapan lalu melangkah kekamar mandi untuk membasuh mukanya.

“Halmoni, jam segini kok belum tidur?” tanya suzy begitu keluar dari kamar mandi.

“aku hendak tidur saat dengar suara pintu di buka. Aku pikir siapa yang datang jam segini karena biasanya kamu belum pulang.” Jawab neneknya yang kini berbaring di sebelah jihyun yang tidur sangat lelap

“Kalau begitu halmoni tidur lagi saja. Aku masih ada pekerjaan, nanti aku menyusul.”

“Ne. Tidurnya jangan terlalu larut.”

—————————————-

“Makannya pelan-pelan saja. Siapa yang akan merebut makananmu, kamu itu sudah berumur lebih dari dua puluh tahu, tapi kenapa kelakuanmu masih saja seperti anak berumur dua tahun.” Omel ibu Jiyoung pada putrinya sambil menjitak kepalanya.

“OMMA! Kalau kau terus menjitak kepalaku, aku akan bertambah bodoh.” Protes jiyeong dengan mulut penuh.

“ckckckc..telan saja makananmu. Sepertinya aku akan menghabiskan seluruh hidupku bersamamu, mana ada pria yang mau menikahimu.”

“Aku sudah punya pacar.”

“Kita hanya tinggal tunggu waktu saja samapai joon bosan padamu!” jawab ibu jiyoung. “meskipun aku ibumu, tapi tetap saja aku ngeri melihat kelakuanmu.”

“ckckc..dosa apa aku sampai bisa punya ibu seperti kamua.”

PLATAKK

Ibu jiyoung kembali memukul kepala jiyeong, “harusnya aku yang berkata begitu.” Jiyoung hendak membalas ibunya jika tak mendengar suara suzy.

“aneyonghaseyo ajhuma, jiyoung-ah.” Sapa suzy.

“Hai suzy” jawab ibu jiyoung. “ayo ikut sarapan.”

“Aku sudah sarapan di rumah tadi ajhuma. aku mengajak jiyoung berangkat bareng.”

“tunggu sebentar suzy, aku mengahabiskan sarapanku dulu.”

“cepatlah habiskan makananmu,” omel ibunya jiyoung lagi. Suzy hanya geleng-geleng melihat kelakuan mereka. jiyoung dan ibunya memang selalu begitu.

“Kajja, ayo cepat kita pergi dari sini sebelum dia mengomel lagi. Kepalaku pusing mendengar omelannya tiap hari.” Kata jiyoung buru-buru menarik suzy.

“Aku sudah menyerahkan surat pengundurna diriku tadi malam,” kata suzy pada jiyoung dalam perjalanan kekampus. Mereka memang selalu berjalan kaki ke kampus yang anya berjarak tigapuluh menit dari rumah mereka.

“Jinjcha? Kamu seriau?” pekik jiyoung antusias.

Suzy tersenyum dan mengangguka, “Karena itu kamu harus bertanggung jawab untuk mencarikanku pekerjaan.”

“Itu masalah gampang. Kita bisa mencari lowongan di koran.” Ujar jiyoung dan memeluk suzy yang membuat suzy merasa risih.

———————————–

“suzy-ah!” panggil jiyoung pada suzy yang baru keluar dari kelasnya. Tadi pagi mereka memang kuliah bersama, namun pada jam berikutnya mereka mengambil kuliah yang berbeda karena suzy harus mengulang kuliah semester sebelumnya.

“Kenapa?” tanya suzy sambil berjalan ke arah sahabatnya itu.

“Kamu masih ingat dengan Sulli?” tanya jiyoug dan di balas anggukan oleh suzy.

“dia teman sekelas kita waktu kelas satu SMA bukan?”

“Ia. Tadi sewaktu menunggumu aku online di FB dan ternyata dia juga lagi online. Trus setelah lama ngobrol ternyata dia baru buka coffe shop dekat sini dan katanya dia masih kekurangan karyawan. Trus aku menawarkanmu dan dia mau,” ujar jiyoung antusias. “Dia menyuruh kita menemuinya di sana sekarang mumpung dia lagi di cafe katanya.”

“Benarkah?” tanya suzy enggak kalah antusias dengan jioung. “kalau begitu, kita langsung kesana aja sekarang, aku sudah tidak ada kuliah lagi. Kamu juga kan?”

“He-eh. Kalau gitu kajja,” kata jiyoung.

Begitu mereka melewati gerbang fakultas mereka ada seseorang yang menghadang langkah mereka.

“Myungo sunbae.” Ujar jiyoung.

“kita perlu bicara,” kata myungso pada suzy setelah membalas senyum jiyoung.

“Maaf aku sedang sibuk,” kata suzy dingin.

“Hanya sebentar saja. Apa tak bisa?” ujar myungso lagi. “Berhentilah menghindariku. Kalau aku salah aku minta maaf.”

“Tapi aku benar-benar sibuk hari ini kim myungso. Dan kamu tak mempunyai salah, jadi berhentilah merecoki kehidupanku.”

“Kenapa kamu jadi berubah begini padaku, hah”

“Sunbae, hari ini dia memang sibuk. Dia mau melamar kerja,” jawab jiyoung buru-buru. Dia tau suzy tak akan mau mengalah begitu saja.

“Melamar pekerjaan? Apa kamu sudah..”

“ne dia sudah tak bekerja di tempat itu lagi,” lagi-lagi jiyoung yang menjawab, sementara suzy hanya diam saja dan membuang pandangannya ke arah lain.

“Kajja, jiyoung-ah, nanti keburu suli pergi.” Kata suzy langsung menarik tangan jiyoung, sementara myungso masih berdiri di tempatnya namun tak lama kemudian dia tersenyum senang.

“Kenapa kamu jadi bersikap dingin begitu padanya? Padahal dulu kalian kan cukup dekat?” tanya jiyoung. Dia juga sedikit penasaran, karena dulu suzy dan myungso cukup dekat, bahkan myungso sering mengajak jihyun jalan-jalan.

“Tak usah bertanya, kamu tau alasannya.” Jawab suzy.

“Jadi benar karena dia menyatakan perasaannya?” jiyoung menarik nafas melihat suzy mengangguk.

Jiyoung tidak bertanya lagi, dia tau suzy memang menghindari menjalin hubungan dengan pria. Tapi entah kenapa dia menyayangkan jika suzy menghindari myungso, menurutnya pemuda itu adalah namja yang baik dan dia menyukainya.

………………………….

“Jadi aku di terima kerja disini?” tanya suzy antusias mendengar perkataan sulli.

“Ne, kamu di terima bekerja disini part time, mulai dari jam tiga sore samapai jam tujuh malam. empat jam sehari, enam hari dalam seminggu terserah kamu menentukan harinya. Tapi tentu saja harus dapat persetujuan karyawan lain.” Kata sulli memperjelas perkataannya.

“Gomawo sulli-ah,” kata suzy senag sambil loncat-loncat bersama jiyoung.

“Sama-sama, aku juga memang sedang membutuhkan karyawan.” Jawab sulli sambil terkikik geli melihat kelakuan dua temannya itu.

“Lalu mulai kapan aku bisa bekerja?” tanya suzy setelah mereka selesai lonncat-loncat.

“Secepatnya.” Jawab sulli. “Hari ini juga bisa jika kamu sudah siap.”

“Tentu saja aku sudah siap.”

“Baiklah kalo begitu, karena ini baru jam satu bagaimana kalau kita makan siang dulu saja. Aku belum makan siang, aku yakin juga kalian belum.” Tawar sulli.

“Apa kami akan di traktir.” Ujar jiyoung yang langsung mendapatkan tatapan kau ini memalukan sekali dari suzy.

Sulli terkekeh, “hehe..wah jiyoung-ah, kamu tak berubah ya,” ujarnya. “Tapi tenang saja aku akan mentraktir kalian. Itung-itung balas budi, dulu waktu jaman sekolahkan suzy yang sering mentraktir kita.”

“Kamu dengar jiyoungie,dia mau balas budi padaku. Kamu tak ikut,” ujar suzy ke jiyoung. “Dia tak usah ikut, nanti akan menguras dompetmu. Makannya banyak sekali seperti babi.” Kali ini suzy berkata pada sulli.

“Ya, karena siapa kamu dapat pekerjaan?”

“karena sulli.”

“Ta..tapi kan aku yang memberitahumu.”

“Suda..sudah, kalian berdua ini dari dulu tak berubah, selalu saja adu mulut,” relai sulli sambil geleng-geleng kepala. “Tenang saja jiyoung-ah, aku juga akan mentraktirmu, tapi air putih aja ya.”

“Yak!”

————————–

“eomma!”

Suzy langsung menoleh begitu mendengar suara jihyun dan tersenyum melihat jihyun yang berada dalam gendongan myungso mengantri untuk membeli kopi. Hubungan suzy dan myungso memang sudah kembali membaik sejak suzy berhenti bekerja di bar tempatnya kerja. Dia bilang ke suzy tidak akan memaksakan perasaannya pada suzy jika yeoja itu belum siap membuka hatinya dan akan menunggu sampai suzy sudah siap dan untuk sekarang dia hanya akan menjadi sahabat untuk suzy, karena menurutnya menjadi sahabat lebih baik dari pada di musuhi suzy dan dengan percaya diri berkata akan mampu mengubah hati suzy. Perkataan myungso membuat suzy sedikit merasa bersalah namun dia senang myungso sudah tidak merecokinya tentang perasaannya.

“Jihyun-ah, ngapain datang kesini?” tanya suzy.

“Aku ingin lihat tempat kerja eomma. Dulukan eomma kerjanya malam jadi aku tak bisa melihatnya.” Jawab jihyun.

“Ne, jihyun memaksa ingin melihat kamu kerja. Jadi aku terpaksa membawanya kemari,” tambah myungso.

“Nah, kamu kan sudah lihat eomma kerja. Sekarang kamu pulang ya, nanti eomma di marahi jika eomma ngobrol,” kata suzy tidak enak.

“Sebentar lagi kan kamu pulang, jadi kami menunggumu saja.”jawab myungso yang di beri anggukan oleh jihyun. Suzy ingin tertawa melihat mereka berdua. “Tenang saja, kami akan pesan makanan sambil menunggu.” Ujar myungso buru-buru sebelum suzy menyela.

Suzy menarik nafas, “baiklah terserah kalian saja. Jihyun ah kau mau apa?” tana suzy

“Es cream,” katanya semangat.

“tapi disini gak ada eskream coklat atau strawberry. Adanya rasa mocca dan coffe,”

“gwenchana, aku suka kopi,” ujar jihyun santai

“ya..sejak kapan kau suka kopi? Siapa yang mengajarimu minum kopi?” tanya suzy dan melirik myngso curiga, namun namja itu pura-pura sibuk melihat daftar menu. “Baiklah, nanti setelah pulang kita akan membahas ini.” ujar suzy menatap putrinya itu pura-pura marah.

“Ya sudah kalian tunggu di meja saja, nanti aku antar ke sana,” ujar suzy setelah myungso mengucapkan pesanannya.

Setelah mengantar pesanan myungsa dan jihyun, tak lama kemudian ada seorang tamu yang datang.

“Permisi saya pesan Espresoo satu dan waffle coklatnya satu,” ujar tamu tersebut.

“Espreso dan waffle coklat satu, totalnya..”omongan suzy terputus begitu melihat siapa orang  yang memesan.

“Suzy..” ujar orang itu yang sama-sama terkejut dengan suzy.

Suzy merasa jantungnya bedetak sangat kencang dan tiba-tiba merasa kesulitan bernafas. Dia melihat ke arah jihyun dan myungso yang asik menikmati eskreamnya dan kemudian pada namja di depannya itu dan terus melihat mereka secara bergantian. Entah kenapa dia tiba-tiba mera takut bertemu lagi dengan pria di depannya itu.

Menyadari arah tatapan suzy, kyuhyun menoleh ke belakang dan menatap gadis kecil yang sedang asik meikmatis es creamnya dengan seorang pria. Dia tidak memperdulikan namja itu, dia terus saja menatap gadis kecil itu. Meskipun ini yang kedua ia menatap gadis kecil itu, dia sudah menyukainya dan dia tak butuh penjelasan siapa dia. Dari hanya melihat wajahnya ia tau, kerna gadis kecil itu sangat mirip dengan ibunya tapi mata dan bibir gadis itu sama persis dengan miliknya.

“permisi tua, totalnya 85 won.” Kata suzy berusaha bersikap biasa.

Kyuhyun kembali menoleh kearah suzy dan menyerahkan uang.

“Ada lagi yang bisa saya bantu?kalau tidak ada, silakan tunggu. Nanti akan saya akantar ke tempat anda.” Kata suzy sambil memberikan nomor antrian.

Kyuhyun tak berkata apa-apa. Dia berbalik dan berjalan ke arah meja dekat jihyun dan saat dia mendekat ke meja itu dia melihat gadis itu juga menoleh kearanya.

“Ajhushi!” teriak jihyun begitu melihat kyuhyu yang sedang menatap kearahnya, lalu kyuhyun tersenyum dan semakin mempercepat langkahnya untuk mendekati jihyun.

“Ajhushi temannya eomma ka? Yang waktu itu bertemu di stasiun?” ucap jihyun antusias begitu melihat kyuhyun berdiri di dekatnya. Dan kyuhyun tersenyum senang karena gadis kecil itu masih mengingatnya meskipun kejadiannya sudah hampir tiga minggu.

“Ne, kamu masih ingat ternyata. Apa aku boleh duduk disini?” tanya kyuhyun pada jihyun. Entah kenapa dia merasa tak perlu meminta persetujuan pria yang ada di depan jihyun dan menatapnya dengan pandangan tidak suka.

“Ne, duduk saja.” Ujar jihyun. “Ingatanku memang sangat hebat, karena aku ini sangat cerdas sekali.” Ujar jihyun percaya diri membuat kyuhyun kembali terkekeh. Dia merasa seperti melihat dirinya dalam anak itu.

“Dan apa yang sedang di lakukan bocah kecil sepertimu malam-malam begini disini?” tanya kyuhyun setelah duduk di kursi sebelah jihyun.

“Ajhusi tidak bisa lihat? Aku sedang makan eskream.” Sahut jihun yang membuat myungso menahan tawanya mendengar nada bica jihyun.

“Ah benar juga.” Jawab kyuhyun.

“Lagi pula ini belum ada jam tujuh malam, sekalian menunggu eomma pulang kerja. Myungsoo ajhusi yang mentraktirku.” Jawab jihyun sambil menunjuk myungso yang sedari tadi mengamatinya.

Dan untuk pertama kalinya dia mengamati myungso. Dia bisa melihat namja di depannya itu tak menyukainya, sebenarnya dia tak peduli karena dia juga tak menyukainya. Yang sekarang di pikirkannya adalah apa hubungan namja in dengan suzy dan gadis kecil di sampingnya.

“Dia teman eomma juga. Dia suka memebelikanku makanan enak dan mengajakku jalan-jalan.” Tambah jihyun, membuat kyuhyun semakin tidak menyukai namja di depannya itu. Dia merasa iu tugasnya, bukan namja di depannya itu.

“Aku juga bisa melakukan hal itu padamu,” kata kyuhyun pada jihyun.

“Jinjcha?” tanya jihyun senang. Dia memang sulit di beri makan, tapi tidak dengan makanan ‘enak’ yang dalam pengertian jihyun, segala sesuatu yang berbau manis, es cream, coklat, mie dan makanan instant lainnya dan yang menurut ibunya tidak baik jika di makan sering-sering.

“Permisi ini pesanannya,” ujar suzy mengintrupsi pembicaraan mereka. “Jihyun-ah, kajja pulang. Eomma sudah selesai kerja.” Kata suzy setelah meletakka pesanan kyuhyun.

“Tapi eomma..”

“eomma sudah lelah, kalau kau tidak mau eomma tinggal.”potong suzy. “Myungso ajhusi juga masih ada urusan, tidak ada yang mengantarmu pulang.” Tambahnya lagi.

“Ne.” Kata myungso, dia juga merasa tak boleh membiarkan kedua perempuan itu dekat-dekat dengan namja yang ada di depannya itu. Entah kenapa jika dia membiarkannya, dia merasa posisinya akan terncam.

“Bagaimana jika aku yang mengantar dia pulang.” Kata kyuhyun tiba-tiba membuat suzy kaget dan terdiam beberapa saat.

“Maaf, aku tak pernah membiarkan putriku bersama orang asing,” jawab suzy dingin dan menggendong paksa jihyun dari tempat duduknya.

“Orang asing?!” ulang kyuhyun.

“Ne, orang orang asing.” Kata suzy lalu pergi ke arah pintu keluar caffe.

——————————–

Kyuhyun tak berkata apa-apa lagi. Dia hanya mengamati suzy yang sedang meggendong jihyun dan di ikuti myungso dari belakang. Dia memandang punggung suzy dengan tatapan rindu yang meledak-ledak. Dia ingin berlari mengejar yeoja itu dan memeluknya dan melepaskan semua keriduannya yang dia tahan selama bertahun-tahun, tapi tubuhnya tak mau bergerak. Dia hanya duduk terpaku melihat pungung suzy yang menjauh meninggalkannya. Dan rencana yang selama ini dia susun ketika bertemu yeoja itu berantakan sudah.

Setelah pertemuan mereka di stasiun kereta waktu itu, kyuhyun sudah tak sabar untuk bertemu suzy. Dia sudah menanti-nantikan waktu yang tepat untuk menemui yeoja itu. Tentu saja dia sudah mencari latar belakangnnya dan betapa senangnya dia waktu mengetahui yeoja itu masih belum menikah dan hapir kehilangan kontrol waktu mengetahui suzy bekerja di kelap malam, untungnya orang suruhannya bilang dia baru saja mengundurkan diri. Dia sudah menyelidiki semua dan termasuk pertemuan hari ini sudah dia rencanakan. Tapi tetap saja rencana yang dia susun sebelumnya, lagsung berantakan begitu melihat wajah suzy.

Kyuhyun menghela nafasnya berat, dia meninggalkan cafe tersebut dan melangkah menuju mobilnya tanpa menyentuh pesanannya.  Begitu di mobil dia menghempaskan tubuhnya di kursi pengemudi tanpa berniat menghidupkan mobilnya. Dia hanya dusuk dan mememjamkan matanya, dia kembali teringat kejadian lima tahun lalu.

“noona apa yang kau lakukan?!”

“buka pintunya!”

“buka pintunya!”

Kyuhyun menggedor-gedor pintu kamarnya di apartemen kakaknya sekuat tenaga. Tapi pintu itu terlalu kuat dan kokoh. Ia pun mulai menghantamkan tubuhnya ke pintu itu.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Kyuhyun terduduk lemas di kamarnya. Ia sudah tak makan beberapa hari. Tak ada lagi tenaganya untuk mendobrak pintu. Ia tahu, pintu memang sulit di dobrak. Ia melakukan itu untuk protes atas di kurungnya ia di kamar. Ia bukan anak kecil.

Hatinya sangat khawatir memikirkan suzy. Bagaimana kabar yeoja itu. Terakhir yang dia ingat dia melihat gadi itu tertidur di ranjangnya yang jarang ia tiduri. Dia ingin membangunkan gadis itu, namun entah kenapa begitu kulitnya menyentuh kulit itu, rasanya sepertinya kulit gadis itu membakar kulitnya.  Ada dorongan yang kuat dari tubuhnya untuk menyentuh gadi itu lebih. Dia ingin memeluknya, ingin mendekapnya, ingin memilikinya seutuhnya. Jiwanya seperti terbakar oleh napsunya yang semakin membara. Pikiranya menolak sekuat tenaga tapi tubuhnya tak mampu menolak dan akhirnya logikanya kalah oleh napsu kelelakiannya begitu kulit mereka kembali bersentuhan.

Setelah terbangun keesokan harinya, dia melihat gadis itu sudah tak ada. Dia sudah meninggalkannya. dia lalu buru-buru menggunakan pakaiannya dan berlari menuju pintu. Dia sangat terkejut mengethui pintu terkunci. Dia lalu tersadar ini semua perbuatan noonnya. Dia dan suzy di jebak noonanya.

Seandainya ia tak menyetujui niat gadis itu untuk membantunya balas dendam. Seandainya ia tak bertemu gadis itu. Seandainya ia tak membantu kakaknya balas dendam. Seandainya …seandainya..

Mungkin hidupnya akan lebih baik dari ini.

Benarkah?

Kyuhyun dengan sangat yakin akan memilih, seandainya ia hidup kembali, ia akan memilih untuk mencintai yeoja itu lagi.

Ya, kyuhyun mengakui hatinya sudah terikat kuat dengan suzy. Takkan ada yang menggantikan cintanya pada yeoja itu. Ia takakan pernah mencampakkan suzy untuk balas dendam seperti rencananya semula. Ia memang menyadri belakangan ini jika ia mencintai yeoja itu, tapi dia benar-benar menyadari besarnya cintanya setelah noonanya menjebaknya seperti ini.

Tapi yang paling penting sekarang mencari jalan keluar dari kamar ini. Untuk menemui yeoja itu. Ia memandang berkeliling mencari alat untuk mendobrak. Sayang sekali jendela kamarnya di tutupi teralis besi dan apartemen itu berada di lantai empat belas.

Tiba-tiba matanya tertuju pada  meja belajarnya. Meskipun jarang digunakan namun perlengkapn belajarnya lengkap. Di atas meja, dia melihat tempat peralatan tulis yang berbentuk kotak dan matanya tertuju pada gunting yang disusun di sana.tanpa berfikir dia mengambil gunting itu dan mulai menggunting nadinya secara membabi buta.

Sementara Ahra yang sedang di kamar mulai merasa aneh karena tak mendengar suara protes kyuhyuh dari kamar. Awalnya dia abaikan, karena mungkin adiknya itu tertidur karena kelelahan. Namun, tiba-tiba dia di hinggapi perasaan cemas. Dengan sedikit ragu dia berjalan ke kamar kyuhyun dan membuka pintunya. Betapa kagetnya dia melihat kyuhyun tergeletak bersimbah darah hampir menutupi seluruh lantai kamarnya. Dengan panik dia menelepon ambulance dan melarikannya di rumah sakit.

“Dia dalam keadaan kritis,” ujar dokter yang menangani kyuhyun pada ahra di ruangannya.

“Dia kehilangan banyak darah. Lima belas menit lagi saja dia terlambat dia bawa, di pastikan dia tak selamat. Apalagi dia kekurangan Nutrisi, sepertinya sudah berhari-hari dia tak makan membuat tubuhnya semakin lemah.” Ujar dokter itu lagi.

Ahra berjalan tak bertenaga ke ruangan kyuhyun. Dia menatap adiknya itu dengan tatapan menyesal. Dia ingin menghancurkan keluarga Bae, bukan hendak membunuh kyuhyun. Meskipun kyuhyun bukan adik kandungnya, tapi dia sudah menganggapnya adik kandungnya. Satu-satunya keluarganya. Dan dia tak akan bisa memaafkan dirinya jika terjadi sesuatu pada adikya itu.

Perkataan doter kembali tergiang di kepalanya.

“Tapi kenapa adik saya belum sadar dok? Ini sudah enam jam sejak dia di bawa rumah sakit.

“Itu mungkin karena syok dan tekanan ang di alami pasien. Seolah-olah dia tak ngin bangun karena takut dengan masalah yang akan di hadapinya.” Jawab doter itu.

“Tapi dia masih bisa sadarkan?”

“Tentu saja. Tapi itu tergantung dari kemauan dari si pasien itu sendiri, tapi kami akan berusaha semampu kami.”

“Hm dok, jika saya membawa adik saya berobat ke Amerika apa di ijinkan?” tanya ahra

“Oh tentu saja, saya tau rumah sakit terbaik untuk kasus seperti itu disana. Saya akan memebrikan surat rujukannya dan menghubungi rumah sakit disana.” Jawab dokter itu ramah

“terimakasih dok.”ujar ahra.

………………………….

Dengan cepat ahra menyiapkan semuanya. Dia mengurus surat kepindahan kyuhyun ke Amerika, karena kata dokter begitu kyuhyun sadar dia mungkin harus tinggal di rumah sakit selama beberapa bulan untuk menjalani pemulihan, jadi ahra memutuskan untuk meneruskan sekolah kyuhyun disana aja.

Setelah tiga bulan kyuhyun baru terbangun dari komanya, dan tentu saja yang pertama di carinya adalah suzy. Tapi dengan usaha keras ahra, dia berhasil meyakinkan kyuhyun untuk tinggal sementara sampai kondisinya benar-benar pulih. Sebagai gantinya dia berjanji akan berlutut meminta maaf jika mereka bertemu dengan suzy.

Setelah enam bulan di Amerika dan yakin kondisinya benar-benar fit. Kyuhyun kembali ke korea dan yang pertama di temuinya adalah jiyoung dan gadis itu berkeras jika dia tak mengetahui keberadaan suzy.

“Aku benar-benar tak tahu sunbae.” Kata jiyoung untuk yang kesekian kalinya. “Dia hanya bilang, dia ingin menenangkan fikirannya dan akan meninggalkan korea untuk sementara waktu dan akan kembali jika sudah merasa siap. Lagipula jika aku tau, aku tetap tak akan memberitahumu.” Ujar jiyoung ketus. Tentu saja jiyoung bohong, sejak awal dia tau keberadaan suzy.

“Aku benar-benar menyesal dan ingin memperbaiki semuanya.” Ujar kyuhyun dengan nada penyesalan, tapi tak mampu meluluhkan jiyoung. Untuk saat itu jiyoung benar-benar membenci namja itu.

“Apa yang bisa kau perbaiki? Menghidupkan kembali ajhusi? Menyembuhkan depresi ajhuma? atau mengobati luka yang di terima suzy?” tanya jiyoung masih dengan nada yang sama.

Kyuhyun terdiam, tidak tau harus menjawab apa, jiyoung benar tak ada yang bisa dilakukannya. Tapi yang ada pikirannya sekarang hanyalah ingin bertemu suzy.

“Jadi lebih baik sunbae pergi saja, karena tak ada yang sunbae bisa lakukan.  Jangan datang lagi, aku sudah capek melihatmu bolak-balik muncul di hadapanku. Dan jawabanku masih sama dan tetap akan sama.” Kata jiyoung dan meninggalkan kyuhyunyang berdiri di depan rumahnya.

“Kalau aku berhasil menemukannya, aku berjanji akan memperbaiki semua yang bisa aku perbaiki dan berjanji tak akan pernah membiarkannya lepas dariku lagi.“ ujar kyuhyun. Jiyoung berhenti sebentar lalu berjalan lagi meninggalkan kyuhyun.

Flas back End.

TBC

Maaf ya jika ceritanya semakin gak jelas dan ngeboringin, aku benar2 gak punya ide lagi. Awal ceritanya waktu nulis ff ini tak seperti ini entah kenapa semakin hari semakin melenceng dan ide awal itu semakin lama semakin mengabur. Dan aku juga sudah memasukkan myungso di sini, tapi aku masih bingung mau buat karakternya yg gmn.

 

Oh sekali lagi maaf jika mengecewakan dan banyak kesalahan penulisan dan up-datenya lama bgt. Karena pulsamodemku sudah ada aku akan berusaha mempost lebih sering lagi. Terimakasih ya..

 

33 thoughts on “IT’S OKAY, BECAUSE I LOVE YOU part 9

  1. Huaaa keren suka banget ma karakter suzy yang sekarang ditambah ada myung tambah suka kekekeke. Kyuhyun kembaliiiiiii yey bakal tambah seru nie apalagi jihyun kelihatannya suka ma kyuhyun.
    Dtnggu next partnya jngn lama” lagi ya… fighting

  2. Wooooowwwwww…. daebak.
    Ceritanya tambah seru. Prjuangan kyuhyun buat dapetin suzy baru dimulai. Ayo kyu oppa semangat. Jangan mnyerah. Jihyun juga spertinya suka sama kyuhyun appanya. Smoga aja mreka bsa bersatu kmbali.
    Tapi kalo gak sama kyuhyun, sama myungsoo jga gpp deh. Aku jga sneng cz aku kan juga myungzy shipper. Hihiiiiiiiiii

  3. wah thor ceritax bagus tp kok lama banget sih di postnya hampir nyerah nih nungguinx.
    lanjutannya jgn selama ini ya thorr.. Plisss penasaran banget niyh

    • maaf ya, pulsa modemku hbs dan bulan ini lg bokek..
      heheheheh #jd malu..
      jd q gak bs ngepost ff..
      aku janji part 10nya bakalan aku post secepatnya..

  4. Ceritanya makin seru thor. Akhirnya myungsoo muncul jg. Jadi makin penasaran. Gimana usaha kyu untuk dapetin keluarga kecilnya lg? Jihyun masih kecil tapi uda pintar benar2 mirip appanya. Di part ini lumayan ada penyegar thor, ada sedikit kelucuan dari jiyong dan jihyun.^^. Senang ada myungsoo tp bingung nanti suzy pilih siapa? kalo pilih myungsoo kasihan kyu, begitu pun sebaliknya. Tp siapapun yg di pilih berharap ceritanya happy ending thor.^^
    ditunggu lanjutannya.
    😀

    • sepp ntar tak usahakan happy end de…
      tp ya itu galau, pilih myungzy atau kyunzy ya? dua2nya couple favoritku…apa suzy poliandri aja ya? punya dua suami…kekekekeke

  5. Berarti sekarang update part selanjutnya bisa cepet dong thor ?? Kan udah beli pulsamodem..#plakk
    di tunggu part selanjutnya thor..

  6. OMOOO ADA KIM MYUNGSOOOOOO! *.* I knew this ff is belongs to kyuzy but can I a bit hoping it would ended up being myungzy? *jiwa shipper kumat* *efek high-society*

  7. i love myungzy but i love kyuzy too…eottoke….^^
    trserah yg bkin ja dech…tp i hope myungzy ja dech….
    daebak…..lnjut

  8. aduhhh luka lama kembali terbuka…kasian suzy….suzy ama myung aj min…dy nerima suzy apa adanya..kyu udh bnyk buat sakit….next min mkn seru ceritanya nguras emosi bgt…

  9. waaaah tambah seru thor ceritanya…suka bnget ma part ini…
    hidup suzy menyedihkan…ntah knapa baca ff ini dapet bnget feelnya…kata2 jiyoung yg nyuruh suzy keluar dri kerjaannya dibar touching bnget..jd pengen nangis
    sukaaaa deh ma relationship jiyoung n jihyun lucuu bnget..

    omo kyu punya saingan myungsoo…tambah susah deh kyu buat dapetin suzy lg hehe
    tp aku harap OTPnya disini tetep kyuzy
    happy end buat kyuzy…oke thor hahah

    • terimkasih ya comennya, saya benar2 terharu…hehehe
      ntar endingnya suzy ma siapa tergantung ma kelanjutan ceritanya enaknya gmn ya..hehehe
      (saya jd author kok gak jelas ya ^^)

  10. ff nya keren thooor! semangat ya bikin yang part selanjutnya!! aku sukia kyuzy tapi buat ff ini aku jadi makiiiin suka myunzy thoor! tapi terserah author endingnya gimana karena pasti tetep DAEBAK!

  11. Suka…..
    Makin keren critanya…
    Semangat kyuppa buat suzy percya lagi, tpi hati” da saingan tuh si myung myung

  12. ga bosen malah gregetan samA AHRA, ITU ANAK KMN YA? KTANYA mau berlututminta maaf
    kyu apa masih ada kesempatan secara ada si kece myungso :p

Leave a comment